SUGENG RAWUH DATENG BLOG KULO,,,,, PUNIKO HANAMUNG CECEK CECEK WONTEN JERONING UTEG

Sabtu, 10 Maret 2012

Durna


Kukayuh sejarah hidupku pada rimba yg keliru
Caping kepayahan adl tameng terik rimba tanpa pohonan
Pacet bergerombol berbentuk hati menjilat2 darahku
Tak hirau mesti reot belulangku,dan becek sampai d mulutku
Kukira di balik gunung ada surga dari rasa
Atau si tingkir mengintip bidadari surga

Seperti perjaka penasaran pada hawa nafsuny
Seperti penasaranku pada durna akan tinggi keilmuannya
Bayangku engkau berbaju putih bercadar dengan wibawa
Bayangku engkau dapat membelenggu senyummu

Guru durna benar ku temukan di gua
Dalam gelap bukan bertapa
Dia berdiri girang tak menutup mulutny
Tertawa menganga penuh nafsu di pinggangnya

Aku salah arah hilang bentuk
Cita ku menganga salah tafsir dari kecil
Guru guruku dulu tak pernah cerita
Bahwa Durna juga balut nista

Harus kemana aku Tuhan
Haruskah kutunggu guru bijaksana di tepian kali
Harus kemana aku tuhan                
Apa harus ku ulang dari awal Lagi

d kepung amarah

Tamparan padamu

Wajah cantikmu dikepung amarah
Terik menderik membumbui masalah
Darah mu berjalan tinggi terengah engah
Tenaga yang terperah d sambut hasil yang payah
               Mulai kulukis dosa dihatimu bu…
               Kanvas putih kau jaga dalam drama hidupmu…
               Kini kucorat coret semau mauku…
               Dalam igau tidurnya nuraniku padamu..
               Benih yang belasan tahun ter-sirami
               Mulai konyol pada sirotul mustakim
               Daunnya di gugurkannya sendiri meski tak kering
               Dia memilih jadi alang2 yg gabug berpori
                              Ampuni aku atas tiap batang rokok
                              Yang kucuri dari uang sakuku sendiri
                              Maafi aku pada tiap padatan otakku
                              Yang tumpul sebab tabungan kemalasan sendiri

Malinau, 9 februari 2012

nenek tua

Butir butir air jatuh ditempayan
Bagai raut kayu diruncingkan
Air muka langit pasi pucat bercucuran
Tapi lima masehi adalah surga janda janda veteran

Perempuan tua berpayung merah
Berjalan pelan antara aspal dan rumputan
Kubangan adalah hiasan dari peluh dan kejayaan
Nenek tua dihangati sweater coklat muda
Melangkah antara kubangan hujan dan senyuman

Nenek tua berpayung merah motif bunga
Ditimpa hujan antri pensiunan
Tas 80an disekap ketiak tanpa deodorant
Masa depan satu bulan sudah genggaman

rumah bamboo

rumah bamboo yg usang tuna jendela
Hangat selimut petromak yg menyala
Bara dapur yg terlihat dari pembaringan
Lantai yg di paksa telanjang dengan tanah
Engkau mengerang menahan pesakitanmu

Serumpun bamboo merengek d tiup buritan
Di sisa tanah ladang belakang rumah
Nyeri di telingamu senyeri perut buncitmu
Di sanding dukun bayi tua yg galak

Engkaulah pahlawanku sebelum aku kenal tan malaka
Engkaulah bidadariku sebelum ku kenal istriku
Engkau pembuka gerbang bagi hidupku
Engkau bara api dari beku gelisahku

sayat senyuman

Bidadari tersayat sembari tersenyum
Pada gontai berpijak hangatny cakrawala jiwa
Tertunduk doa bukan untuk dirinya
Bidadari pucat menahan senyum
Entah yang di dalam benaknya

Terobek sudah tubuh sempurna
Mengikuti ritme alur sang alam
Bidadari tertidur mencipta luka
Semburat senyum alam jadi jawaban

Tangis kencang rajut darah sang marga
Bidadari tak sadar dalam biusan
Dan semua alam raya tertawa
               Tangis tipis Ragnala bagi mereka

kencing dan air mata

Aku berbahasa lewat kencing dan air mata
Saat kata kata belum tersusun dalam makna manusia
Aku berpuisi lewat akar gigi dan panas tubuh yg meninggi
Saat bahasa tubuh luluh di hati dan mata umi

Grita grita cencang rapuh tulang tulang dada
Dg Simpul simpul hidup merekontruksi yg tercipta
Pada bedong ku disekap cinta orang tua
Dihangati kain tebal mesti terkesan menyiksa

Tidur tidur panjang lembar kisah roman tanpa dosa
Tangisan bukan hanya bukti hidup yg tersisa
Dengan berak kusiksa eyang dlm gelak dan tawa
Aku hadir menyingkirkan perlak rajutan nista   
                
Ragnala, Cilacap 08 maret 12 00.17

Jumat, 09 Maret 2012

muhammad Aqil

hari ini jam 22.00 tanggal 2 maret 2012 waktu cilacap.. istriku selesai kontrol dengan dokter nono. dan tiba tiba beliau menyarankan untuk masuk rumah sakit saja. sebab air ketuba yaa benar2 udah rembes dari jam 2 tadi.
tidak ada pembukaan sama sekali jadi Dr nono, memberi rujukan untuk di induksi.
jam 23.00 Umi rossy di induksi
masuk di ruang persalinan rsu cilacap, reaksi terhadap induksi tak seberapa sakitnya..jam 2 jam 4 dan jam 6
itu pun reaksi induksi hanya memberi rasa nyeri dan tak berdampak pembukaan sama sekali
aku tidur sambil duduk di samping istriku, dan waktu sudah menunjukkan jam 8 pagi.
tiba tiba sudah ada suara bu nunung yg lagi ngobrol sama perawat lain. yaaa udah di secar aja percuma kalau terus di induksi
soalnya pinggulnya android (bentuk pinggul yg kurang sempurna )
beberapa surat pernyataan dengan belasan tandatangan,, nanti di operasi sama dokter nono jam 09.00 mas siap siap aja.