Aku berbahasa lewat kencing dan air mata
Saat kata kata belum tersusun dalam makna manusia
Aku berpuisi lewat akar gigi dan panas tubuh yg meninggi
Saat bahasa tubuh luluh di hati dan mata umi
Grita grita cencang rapuh tulang tulang dada
Dg Simpul simpul hidup merekontruksi yg tercipta
Pada bedong ku disekap cinta orang tua
Dihangati kain tebal mesti terkesan menyiksa
Tidur tidur panjang lembar kisah roman tanpa dosa
Tangisan bukan hanya bukti hidup yg tersisa
Dengan berak kusiksa eyang dlm gelak dan tawa
Aku hadir menyingkirkan perlak rajutan nista
Ragnala, Cilacap 08 maret 12 00.17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar