Bu’
Selasa kliwon ..bu’ 13februari 2001
Palu arit muso seperti tepat d ulu hatiku
Bukan kau tinggal kepasar untuk beli bumbu
atau kau lari ke dapur membuat bubur
suara perak burung gagak bermata celak
menghentak hentak teriak dengan dahak
dimuka ku
hatiku ngilu bu’ berlusin darah ku payah
kepalaku rebah pada tembok type 21
menangis aku bingung
mau apa,,mau kemana, bicara apa, pada siapa
aku hanya mengerang sakit hatiku
aku tak pandai menawar takdir tuhan ..bu
bahkan dhuhurku siang itu kelu tak berani
aku yg jarang sowan,tak berani
tiba tiba datang dan meminta
beri aku sedikit tempo bu’
kucari budi untuk membayar berakku,sakit panasku,
uang jajanku,timanganmu,air susumu dan darah rahimmu
beri aku sedikit lagi waktu bu’
ampuni aku
kereta mesin kepala sirine
kau tak mau lagi bicara
rambut ikal senyum manis itu hilang
d tutup papan lonjong bau pernis
coklat tua
batu es dikolongny kemenyan d hamburny
mawar merah baskom made in cina
entah maksudnya
marah kah kau bu
marahi aku lagi bu
teriaki aku seperti biasanya
aku kangen bu