Kuperhatikan meja makan yg tak pernah amis
Hijau hijau saja seperti kandang kambing
Tak terkeluhkan tak sumbang kau baca nasib
Dirimu tetap senyum mesti tak merah
Angin malam yg menampar tidurmu bukan picisan kau rasa
Bagimu kau senang asal aku tak marah
Bagimu lapar bukan tuntutan maka mou bukan pilihan
Bagimu hidup tak sedu sedan
Kau masih roman dalam termos
Kau seduh kopi hitam dari hangat air cinta
Dengan basmallah kau ambil pahala
Cawan senyuman kau rayu aku
Bukan dengan kata apalagi paragraph
Aku jatuh cinta saban hari Mesti tak ganti wanita
Gapura hatiku istiqomah mencinta mesti fluktuasi
Engkau tetap roman dalam termos
Kau seduh kopi dalam malamku yg hitam