rumah bamboo yg usang tuna jendela
Hangat selimut petromak yg menyala
Bara dapur yg terlihat dari pembaringan
Lantai yg di paksa telanjang dengan tanah
Engkau mengerang menahan pesakitanmu
Serumpun bamboo merengek d tiup buritan
Di sisa tanah ladang belakang rumah
Nyeri di telingamu senyeri perut buncitmu
Di sanding dukun bayi tua yg galak
Engkaulah pahlawanku sebelum aku kenal tan malaka
Engkaulah bidadariku sebelum ku kenal istriku
Engkau pembuka gerbang bagi hidupku
Engkau bara api dari beku gelisahku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar